Bandara Kertajati atau Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang berlokasi di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, akan dialihfungsikan sebagai lokasi Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) atau bengkel pesawat.
Rencana ini diungkapkan langsung oleh Presiden Joko Widodo saat Rapat Terbatas di Istana Negara pada Senin (29/3/2021). Rapat tersebut turut dihadiri oleh Gubernur Ridwan Kamil dan Menteri Perhubungan Budi Karya.
Bandara Kertajati diketahui mulai beroperasi sejak 2018. Meski begitu, keberadaannya terkesan jauh dari riuh penumpang pesawat. Terlebih, bandari ini hanya melayani satu rute penerbangan dari 11 rute yang tersedia. Lebih lanjut, berikut ini sejarah hingga fakta baru mengenai Bandara Kertajati.
1. Sejarah Bandara Kertajati
Baca Juga:Tahun Ini Waktu Tempuh Bandung-Bandara Kertajati Bisa 1 Jam Kurang
Pembangunan Bandara Kertajati ini telah direncanakan sejak era Presiden Megawati Soekarnoputri. Bahkan, studi kelayakan pembangunan Bandara Kertajati telah ada sejak tahun 2003 dan izin penetapan lokasi dilakukan pada tahun 2005. Meski begitu, Bandara Kertajati baru mulai dibangun pada tahun 2014 dan resmi beroperasi pada 24 Mei 2018.
Bandara yang didaulat sebagai bandara terbesar kedua di Indonesia ini berlokasi di Kabupaten Majalengka, atau sekitar 68 km dari Kota Bandung. Bandara Kertajati ini memiliki total kapasitas penumpang hingga 29 juta per tahunnya. Mulanya, Bandara Kertajati ditargetkan akan selesai pada akhir 2017, namun karena adanya sejumlah kendala, maka pemerintah baru bisa meresmikan proyek ini pada Mei 2018.
Bandara Kertajati dikelola oleh PT Angkasa Pura II selama 17 tahun terhitung pada 2018-2035. Selain itu, didirikan di atas lahan seluar 1.800 hektar.
2. Anggaran Pembangunan Bandara Kertajati
Anggaran pembangunan Bandara Kertajati menelan biaya hingga Rp 2,6 triliun. Dana tersebut tak sepenuhnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun juga kemitraan dengan pihak swasta dengan perhitungan 70 persen dana diperoleh dari ekuitas Pemprov Jawa Barat, reksadana penyertaan terbatas (RDPT) dan AP II. Sedangkan sisanya, yakni 30 persen didapatkan dari PT BIJB melalui pinjaman bank syariah.
Pembangunan Bandara Kertajati tak hanya diharapkan bisa memudahkan transportasi masyarakat, namun juga memberikan dampak ekonomi yang baik di Kabupaten Majalengka maupun Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan.
Posted in Pembangunan
© 2024 JURNAL PEMBANGUNAN. All Rights Reserved. • Hak Jawab • Pedoman Media Siber • Privacy Policy • Redaksi • Tentang Kami